Roma 12:12

// // Leave a Comment

Bersukacitalah dalam pengharapan!
Berpuluh-puluh kali mungkin saya sudah jatuh dalam pengharapan yang terlalu tinggi.
 Berharap pada manusia memang beresiko tinggi. 
Kamu berharap yang terbaik dari orang lain, hanya karena kamu sudah berbuat yang terbaik juga. 
Kamu berharap impianmu tercapai semua, hanya karena kamu sudah bekerja keras. 
Kamu berharap terlalu tinggi hanya untuk dihempaskan terlalu dalam.
Mau bagaimana lagi, dunia memang bagaikan singa yang mengaum. 
Kamu tak bisa berharap dia tak akan menerkammu kan hanya karena kau tidak menerkamnya. 
Ah, analogi yang bodoh.

Sabarlah dalam kesesakan!
Berpuluh-puluh kali jatuh, lama-lama saya hilang kesabaran juga. 
Kadang memilih untuk tak berharap apa-apa lagi saja. 
Kamu kira gampang, bangkit dari keterpurukan. 
Kamu kira gampang, mengampuni orang-orang yang menyakitimu. 
Bagaimana caranya mau bersabar kalau orang-orang tak mau bertoleransi dengan keadaanmu? 
Toh, sabar juga ada batasnya.

Bertekunlah dalam doa!
Ah, ini lagi. Satu dua kali terpuruk sih, saya masih bisa menolerir. 
Orang bilang juga gagal kan kunci kesuksesan. 
Masalahnya, kadang sudah jatuh tertimpa tangga pula. 
Sudah berdoa? Jelas. Berkali-kali? Jelas. Masalah selesai? Belum tentu. 
Kadang saya lelah memohon. 
Memohon suatu yang tak pasti. 
Memohon jawaban atas pertanyaan hidup yang sering kali tak dimengerti. 
Menyerah? Hampir.



Ayat ini adalah salah satu ayat favorit saya di Alkitab. Di masa-masa sulit kalimat "bertekunlah dalam doa" betul-betul menguatkan saya. Ayat ini menyakinkan saya bahwa sesulit apapun keadaan, doa adalah satu-satunya cara saya bercerita dengan Tuhan. Toh, Dia pasti mendengarkan. Entah jawabannya menyenangkan atau tidak, tapi pasti doa saya dijawab. Kalimat "bersabarlah dalam kesesakan" membuat saya sadar bahwa sabar memang tak ada batasnya. Kalau ada batasnya, namanya bukan sabar. Masa sulit bisa saja terjadi hanya sehari, seminggu atau bahkan sampai berbulan-bulan. Kunci menjalaninya : sabar. Udah itu aja. Dan, pada akhirnya kalimat "bersukacitalah dalam pengharapan"-lah yang mampu membuat saya bangkit dari keterpurukan. Kalimat ini meyakinkan saya bahwa masih ada harapan. Sedalam apapun saya jatuh, selama apapun masa sulit itu menimpa, selalu masih ada harapan. 
Saya tak perlu menyerah.

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Half Time Government Employee | Half Time Artist